Solve Apache Cannot Start in Xampp

Posted: 2 March 2011 in IT

A programmer usually have many software to develop the program. I installed Visual Studio, SQL Server 2008, and recently installed XAMPP. This will be a problem because Reporting Services in SQL Server 2008 uses port 80, and Apache also uses port 80. Therefore one must be replaced. Because the port clash, then Apache in XAMPP cannot start.

Apache Port should not be replaced, because it connects directly with the web, that default port uses 80. So we could change the port at SQL Server Reporting Services 2008 to 8080.

Below are describes the steps to solve the problems above:
1. Go to Start – Microsoft SQL Server 2008 – Reporting Services Configuration Manager

2. In my computer, no configuration that I change, click Connect.

3. If it connected, select Web Service URL, then change TCP Port to 8080, then click Advanced button.

4. Select Edit.

5. Change TCP Port to 8080, then click OK.

6. Next, go to the Report Manager URL, then select the Advanced button.

7. Same as before, click the Edit button.

8. Change TPC Port to 8080 too, then click OK.

9. Until this stage, the configuration is complete. Please prove it by running the apache service by click the start button. Whether it successful it will be Running.

10. To run / test APACE Web server, go to your web browser and type http://localhost
It should look like this:

11. To run / test MySQL, go to your web browser and type http://localhost/phpmyadmin
It should look like this:

Enjoy, and Good Luck ^_^

Computer Network Practical

Posted: 25 February 2011 in IT

There are the files of computer network practical subject:
01 – Cabling
Modul Praktikum 01 Cabling (PPT)
Modul Praktikum 01 Cabling (PDF)

02 – LAN
Modul Praktikum 02 LAN (PPT)
Modul Praktikum 02 LAN (PDF)

03 – Virtualization, DHCP, dan DNS
Modul Praktikum 03 Virtualization, DHCP, DNS (PPT)
Modul Praktikum 03 Virtualization DHCP, DNS (PDF)

04 – Remote Connection
Modul Praktikum 04 Remote Access (PPT)
Modul Praktikum 04 Remote Access (PDF)
Tool: Putty
Tool: openssh-server_5.1p1-3ubuntu1_i386
Tool: Real VNC
Tool: Team Viewer

05 – Static Routing in Windows XP
Modul Praktikum 05 Static Routing in Windows (PPT)
Modul Praktikum 05 Static Routing in Windows (PDF)

06 – Static Routing in Linux
Modul Praktikum 06 Static Routing Linux (PPT)
Modul Praktikum 06 Static Routing Linux (PDF)

07 – Static Routing Cisco
Modul Praktikum 07 Static Routing Cisco (PPT)
Modul Praktikum 07 Static Routing Cisco (PDF)

08 – Dynamic Routing Cisco and Windows
Modul Praktikum 08 Dynamic Routing Cisco & Windows (PPT)
Modul Praktikum 08 Dynamic Routing Cisco & Windows (PDF)

09 – NAT
Modul Praktikum 09 Network Address Translation (PPT)
Modul Praktikum 09 Network Address Translation & Wireless LAN (PDF)

(+) Contoh Video Tutorial Static Routing in Windows and Linux:
01 Topologi Jaringan
02 Konfigurasi router in Windows Server 2008
03 Konfigurasi Router Linux Ubuntu
04 Konfigurasi Client Windows XP
05 Konfigurasi Client Ubuntu
06 Ping dan Tracert
07 Credits

There are the ways that I used to connect PHP to SQL Server 2008  from zero to finish:

I. SQL Server 2008: Must have user login & password, use SQL Server Authentication mode.

1.       First, plase connect your database by Windows Authentication. My server name that I used is: .\SQLEXPRESS

2. Select Security folder -> Logins -> New Login

3. Setting at General tab:

Fill in the Login Name that you want, use SQL Server authentication mode, give the password!

4. At Status tab, make sure the Permissions to the connect database engine = Grant, and Log = Enable.

And for the other tabs / option (Server Roles, User Mapping, Securables) could be tailored as you want. After that click OK!

5. Next, right click on the servers. \ SQLEXPRESS, click properties:

6. At Security tab, select Server authenctication become SQL Server and Windows Authentication mode.

7. Next setting, right click at the .\SQLEXPRESS server, select Facets

8. On dropdown-list Facet, select Server Configuration, change RemoteDacEnables become True

9. Also at Facet: Surface Area Configuration, select RemoteDacEnables become  True too. Click OK !

10. Until this stage, the SQL Server configuration is complete. Prove to login using your username and password that was configured earlier. Disconnect, then connects again!

SUCCSESS . . !!

II.  PHP Configuration (XAMPP 1.7.3)

1.       Before performing the configuration, make sure the apache server is not in “start” condition, a.k.a turn off!

2.       Download the latest version of ntwdblib.dll file (search on google), then copy to: XAMPP / Apache / bin, replace!

3.       Open the php.ini file in the folder: / xampp / php / php.ini (also can be opened on notepad),

Remove the semicolon (;) before extension = php_mssql.dll, this means php_mssql.dll extension enabled.

4. Now you can re-enabled Apache server.

III. Connection Testing

Type the following in a text editor, this example is my case. Customize your Server Name, User Login, and Password as you setup earlier.

After the execution, should see the message “DB connection successful”.

GOOD LUCK ^ _ ^

Baksos

Posted: 5 April 2010 in Life

Ga tau kenapa hari ini tiba-tiba pengen ngeblog lagi. Hehe.. ^_^ Sebenernya kejadiannya adalah hari Sabtu, 4 April 10.

Kemaren malem, sy terima sms dari Stefani yg isinya menyebutkan bahwa yayasan xxx (lupa) sedang mengadakan bakti sosial untuk korban banjir di Bale Endah dan Andir. Kami (PVVD) diminta untuk membantu membungkus nasi plus lauknya. Saat mendengar kabar ini, sy langsung acc. Kenapa tidak, hal ini merupakan kesempatan untuk menanamkan cinta kasih kita terhadap sesama sekaligus untuk memupuk karma baik.

Pagi hari pukul 05.00 saya bangun dan langsung mandi pergi ke kost Triguna. Sesampainya disana, kami dijemput oleh mobil yayasan menuju Maribaya Lembang. Jumlah relawan yg membantu dari PVVD hanya 6 orang. Betapa kagetnya, total orang yang membantu ga lebih dari 15 orang, termasuk tukang masak!! Sedangkan target Aya (sebutkan untuk bhikuni) adalah 2000 bungkus, bayangkan! Gempor dha gw pikir, banyak amat.. haha..

Waktu pun terus berjalan, sampai jam menunjukan pukul  10an, kami sudah selesai mengepak 30 dus (@dus = 50 bungkus) -> 1500 bungkus. Ga kerasa, cepet banget yah.. Trus tiba2 datang rombongan dari Jakarta (ga banyak jg sih, paling cuma 15 orang), pekerjaan kami pun semakin cepat, kayak mesin dhe.. sheeeet sheeeet  sheeeet beres!! Ga nyangka n ga tau kenapa, walaupun tangan kami udah pada pegel2, kami tetep aja ceria n semangat.. haha.. pekerjaan pun selesai pada sekitar pukul 12an karena nasi sudah habis. Jumlah nasi bungkus pun udah 2500, keren  kan.. 😀

Setelah selesai, kerjaan pun belom beres ternyata. Turut hadir juga kapolsek Bale Endah untuk menjemput makanan tsb . Trus karena disana lebih banyaknya cewe2nya dibanding cowo2nya, alhasil cowo2 lah yg harus ngangkatin dus2 makanan tsb ke mobil, lumayan 40 dus!! Belom termasuk air mineral!! Kapolsek berkata bahwa beliau sangat salut kepada mahasiswa2 disini. Para anak2 muda disini bisa dengan ceria dan semangat bekerja padahal tidak dibayar sepeser pun, bahkan harus ngocek kantong jg. Ia menambahkan, jumlah sumbangan nasi bungkus yang diterima dari Aya sejak 6 hari yang lalu sudah mencapai 20.000 bungkus lebih, luar biasa! Saya baru melihat orang-orang yang memiliki ketulusan begitu mendalam. Harapan kita semua yaitu dengan bisa membahagiakan orang lain maka kita semua akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih dan ini semua itu telah terbukti dari wajah ade-ade sekalian :-), lanjutnya.

Seusai mendengarkan pa kapolsek, kami langsung bergegas menuju desa Bale Endah, kami menyimpan sumbangan2 tsb di kantor polisi, tujuannya supaya ada pengaturan yang jelas saat pembagian. Ada hal lucu saat sy mau masuk ke wc nya, sy membaca tulisan seperti dibawah ini, Oh my God , secara ini di kantor polisi lho!!!

Ada pesan penting yang disampaikan oleh Aya, ia berkata bahwa setiap orang yang telah melakukan karma baik maka karma tersebut telah ia miliki saat itu juga hanya tinggal menunggu waktu saja kapan datangnya rezeki. Begitupun kalau orang yang melakukan karma buruk maka karma tersebut telah ia miliki karma buruk tersebut saat itu juga dan hanya tinggal menunggu waktu saja kapan datangnya bencana / musibah datangnya. Ibarat kita membeli buah di toko buah, kita sudah membeli dan memiliki, tapi waktu untuk memakan buah tersebut belum tentu saat itu jg, hanya tinggal menunggu waktu.

Aya menambahkan, karma bisa didapat dikehidupan sekarang maupun kehidupan yg akan datang. Contoh kecil, mungkin saat kita bayi kita dapat susu dan perawatan yang baik. Tapi ternyata diluar sana, banyak sekali bayi yang tidak diperlakukan dengan baik, bahkan oleh orang tuanya sendiri. Contoh lainnya, mungkin kita pernah saat mau menyebrang jalan atau saat mengendarai kendaraan walapun dengan hati tiba2 ada mobil dengan laju sangat cepat dan mau menabrak kita lalu tapi gagal dan kita lalu bergumam “untung gw ga ketabrak, kl ditabrak bisa celaka dha gw”, sewaktu ada yg mau berbuat jahat pada kita tapi kita terhindar inilah yang disebut dengan tabungan pahala untuk menepis bencana.  Saat kita tidak memiliki tabungan karma baik (alias karma buruk lebih besar dari karma baik) dan kita tidak ada pahala yang menopang, maka saat itulah karma pada masa kini dan masa yg akan datang terjadi.

Pohon Apel

Posted: 29 July 2009 in Wisdom

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu. “Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu.”Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”
Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.” Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. “Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel. “Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu. “Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?” Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.”Ayo bermain-main lagi denganku,” kata pohon apel.”Aku sedih,” kata anak lelaki itu.”Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?” “Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.” Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. “Maaf anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.” “Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,” jawab anak lelaki itu.”Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon apel.”Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu.”Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki. “Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.” “Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.” Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

————————–

————————–————————–—–

Moral cerita:
Pohon apel itu adalah ibarat orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Karena itu, cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Nilai Sebutir Nasi

Posted: 25 July 2009 in Wisdom

Ada seorang teman yang berasal dari keluarga yang sangat kaya raya, sebut saja si Pangeran. Anak ini sangat dimanjakan oleh kedua orang tuanya. Dulu, dia tumbuh sebagai remaja yang urakan, tidak tahu sopan santun, dan tidak menghargai orang lain. Ia bahkan suka melecehkan para pengasuhnya. Karena itu, ia dibenci dan dihindari oleh para pengasuhnya maupun para pegawai tokonya.

Walau dibenci dan dijauhi, dia masih punya satu-satunya sahabat seusianya yang tetap setia padanya, yaitu bocah laki-laki anak dari tukang masak keluarganya. Si bocah tinggal mes di belakang rumahnya. Karena dilarang menginjakan kakinya ke dalam rumahnya, maka sang Pangeran yang biasanya datang bermain ke mes. Suatu hari, Pangeran meminta si bocah untuk menemaninya  makan siang dirumahnya yang megah bak istana. Bukan menemani makan, tetapi berdiri manis menunggui sambil melihat si Pangeran makan. Sesaat sebelum makan, Pangeran terlihat menundukkan kepala sambil mulutnya berkomat-kamit seolah sedang berdoa.

Sejenak kemudian, Pangeran mulai melahap hidangan yang tersaji di meja makan. Semua jenis makanan hidangan yang tersaji di meja makan. Semua jenis makanan yang enak-enak dan mahal dicicipi. Pangeran bersantap sambil bertingkah seperti orang yang sedang kelaparan dan ingin menghabiskan semua makanan di atas meja. Kadang ia hanya mencuil dan menggigit makanannya, lalu memuntahkan dan membuang sisanya di atas meja. Meja makan jadi berantakan dan sisa-sisa makanan berserakan dimana-mana. Pangeran seperti sedang mengolok-olok sahabatnya yang hanya berdiri memandanginya. Tapi bukannya dia merasa dihina, si bocah itu malah tersenyum-senyum sedari tadi. Pangeran pun jadi tersinggung dan marah melihat kelakuan sahabatnya.

“Hai… apa yang kamu tertawakan? Beraninya kamu tertawa seperti itu dihadapanku? Kamu iri melihat aku makan enak?” teriak Pangeran.

“Tidak, tidak apa-apa…”, jawab si bocah.

“Kalau tidak apa-apa, mengapa kamu tertawa? Apanya yang lucu? Tanya si Pangeran sengit.

“Kamu jangan cepat marah. Saya senang dan tidak menyangka sama sekali bahwa orang “Pangeran” pun ternyata berdoa sebelum makan. Apa yang tadi kamu ucapkan dalam doa tadi?”, tanya si bocah.

“Walaupun aku adalah orang kaya, aku juga orang beragama. Diagamaku sejak kecil diajarkan, supaya setiap hendak makan mengucapkan doa terima kasih kepada Tuhan atas pemberian makanan yang dihidangkan untukku”, jelas si Pangeran dengan bangga.

Si bocah tetap saja tersenyum-senyum. Tapi kali ini ia berani berkata, “Menurut pendapat saya, rasa syukur dna terima kasih akan lebih berarti bila ditunjukan juga kepada orang-orang yang telah menyediakan semua bahan makanan, dan memasak hingga tersaji hidangan di meja ini”, kata si bocah. “Lihatlah sisa makanan yang berceceran di piring dan meja itu. Perlu berapa orang untuk membuat itu semua?”

“Apa maksud kata-katamu itu? Aku punya segalanya dan boleh berbuat apa saja sesuai kehendakku..” kilah si Pangeran. Si bocah tiba-tiba menarik tangan Pangeran dan mengajaknya ke dapur belakang. Ia bawa Pangeran menyaksikan bagaimana tukang masak dan para pekerja dapur begitu sibuk menyiapkan makanan serta membuat berbagai macam masakan.

Saat mereka berkeliling, dari pintu belakang tampak seorang kuli petani sedang membawa sekarung beras sebagai hantaran wajib ke rumah. Pangeran menyapa si petani bak seorang raja yang berkuasa “Hai.. Pak.. Terima kasih atas persembahanmu. Bagaimana panen padi kali ini?” tanya si Pangeran berlagak bijak.

“Panen kali ini buruk sekali”, jawab si petani. “Sudah tiga bulan kami bekerja keras, dari membajak, menanam, mangariri sawah sampai memupuk tanaman, tapi hasilnya sia-sia. Sawah ladang dihancurkan tikus dan hama wereng. Jadi, maafkan saya karena hanya ini yang mampu saya berikan. Kami pun belum tau bagaimana memberi makan anak istri kami”, ujarnya sambil menghela napas panjang.

Mendengar jawaban itu, Pangeran tersentak dan baru tersadar. Ternyata tetangganya sangat menderita dan terancam kelaparan. Sementara dirinya malah menyi-nyiakan dan membuang-buang makanan yang begitu sangat berharga. Pangeran kemudian lari meninggalkan tempat itu karena merasa malu pada diri sendiri. Sejak peristiwa itu, tingkah lakunya berubah total. Ia sekarang menjadi anak yang sopan dan mau menghargai orang lain. Setiap kali makan, ia selalu mengingatkan dirinya sendiri, “Jangan sisakan sebutir nasi di piringmu..!”

Sahabatku,

Sejak kecil kita telah dididik untuk selalu berdoa mengucap syukur atas semua berkat yang diberikan Tuhan kepada kita. Mengucap syukur bukan sekedar berdoa, bukan pula sekedar melaksanakan formalitas ritual beragama. Tetapi lebih dari itu, rasa syukur harus disertai dengan sikap menghargai dan menghormati orang lain dalam kehidupan sehari-hari.

Sebelum butiran nasi yang kita makan sehari-hari memuaskan dan mengenyangkan perut kita, betapa banyak kerja dan kegiatan yang mendahuluinya. Bila kita bisa menghargai arti sebutir nasi serta orang-orang yang menghasilkannya, maka dasar pengertian dan kebijaksanaan itu akan melahirkan sikap mental positif dalam kehidupan kita.

Doa dan syukur harus didasarkan pada perbuatan nyata dan pengertian yang benat mengenai apa yang kita lakukan. Jika setiap doa disertai dengan pengertian kebijakan untuk menghargai segala usaha dan jerih payah orang lain, serta tidak menyia-nyaikan berkat yang sedang kita nikmati, niscaya kita kelak akan tumbuh menjadi orang-orang yang berbudi luhur pekertinya. Sekali lagi ingat, ketika kita makan “Jangan sisakan sebutir nasi di piringmu”.

Sumber: Andrie Wongso

Bila kita kekurangan janganlah iri/dengki kepada orang yang berlebihan, yang berlebihan janganlah sombong/angkuh dan sok pamer, karena bila demikian rezeki kita yang telah ada malah akan dipangkas/dicabut oleh Tuhan

Memiliki hati yang baik dan nasib yang baik, akan kaya raya dan berkekuasa sampai tua…
Memiliki nasib yang baik, tetapi hati tidak baik, rezeki berubah menjadi bencana…
Memiliki hati yang baik, tetapi nasib tidak baik, bencana berubah menjadi rezeki…
Memiliki hati dan nasib yang tidak baik, bencana menimpa, miskin dan pendek umur…
Hati yang baik akan membentuk nasib yang baik, yang terpenting adalah berkebajikan dan berbudi luhur…
Sebenarnya nasib dibentuk oleh hati, bencana atau rezeki adalah diri sendiri yang mengundang…
Bila percayakan nasib dan tidak melatih hati…
Sia-sialah terlahir sebagai manusia…
Melatih hati dan menuruti nasib, Tuhan pasti melindungi.

Pilihlah Hati & Pikiranmu

Posted: 23 July 2009 in Wisdom

Keyakinan : Dia adalah malaikat yang mengantar kita mencapai cita-cita.
Ketekunan : Dia adalah tangga yang mengantar kita naik mencapai pintu karir cemerlang.
Kerendahan : Dia adalah penerima hasil panen di musim gugur yang berwarna mas.
Ketulusan : Dia adalah sebuah tali pengikat persahabatan sejati.
Konsentrasi : Dia adalah permata yang dapat menghancurkan segala rintangan.
Kelapangan : Dia adalah gizi yang sebagai sumber pemelihara kesehatan.
Kecemburuan : Dia adalah tumor ganas yang tumbuh dalam tubuh yang akan mencelakakan
diri sendiri..
Keputusasaan : Dia adalah yang membuat kita gugur dan lenyap dalam arus kehidupan.
Kerisauan : Dia adalah rintangan dalam kemajuan.
Angan-angan : Dia adalah buih sabun warna-warni yang tidak nyata.

Nasihat Sekuntum Teratai

Posted: 23 July 2009 in Wisdom

Saya adalah sekuntum Teratai…
Selalu waspada dan tekun melatih diri…
Sehingga walaupun tumbuh di Lumpur…
Tetap teguh tidak tergoda…
Tetap suci tidak ternoda…
Karena itulah, saya selalu menjadi pujaan orang…
Menjadi guru teladan bagi yang lain.

Wahai anak-anak tersayang…
Anda semua adalah pernata bangsa…
Anda semua adalah penerus bangsa…
Belajarlah perilaku saya, pertahankan kemurnian Anda…
Jangan biarkan cahaya Anda tertutup oleh debu*…
Janganlah biarkan kemurnian Anda ternoda…
Berbaktilah kepada orang tua, hormatilah guru/tetua, cintailah kakak adik dan sesama serta harus tahu budi membalas budi…
Setalah itu, rajinlah dan tekunlah belajar agar dapat berdiri di kaki sendiri.

Bila telah dewasa…
Jadilah manusia sejati dan bijaksana…
Membawakan bangsa Indonesia menuju ke jalan yang damai, makmur, sejahtera dan aman sentosa…
Dan Negara Indonesia dapat berperan utama untuk perdamaian dunia serta keharmonisan alam semesta…
Sehingga namaNya yang harum semerbak tersebar di dunia…
Inilah yang disebut berbakti kepada orang tua, bangsa dan negara serta telah menjalankan ajaran Tuhan Yang Kuasa.

* Yang dimaksud debu adalah serakah, dendam, dungu, angkuh, curiga berangan-angan mengejar yang tidak nyata

Berani Mimpi

Posted: 23 July 2009 in Wisdom

Alkisah, di sebuah desa miskin ada satu sekolah dasar. Hanya sedikit muridnya karena kebanyakan anak-anak di desa itu membantu orang tuanya mencari nafkah. Suatu hari, satu-satunya guru yang ada di sekolah itu sedang memberi pelajaran mengarang. Setelah menjelaskan cara-cara mengarang cerita, si guru memberikan pekerjaan rumah. “Anak-anak, PR hari ini adalah mengaran dengan judul, cita-citaku. Besok, hasil karangan kalian dibaca di depan kelas satu per satu…”

Keesokan harinya, murid-murid maju ke depan kelas dan membacakan karangan masing-masing. Kebanyakan mereka bercita-cita menjadi guru, petani, atau pegawai pemerintah, dll. Sang guru selalu manggut-manggut tanda setuju. Lalu, tiba giliran seorang murid yang paling muda usianya. Bajunya tambal sulam, tubuhnya kurus kecil, tapi suaranya sangat lantang. “Kalau besar nanti, aku ingin punya rumah besar di atas bukit, dengan pemandangan yang indah, berdampingan dengan pondok-pondok kecil di sekelilingnya untuk tempat peristirahatan. Berderet pohon cemara dan pohon-pohon yang rindang diantara rumah-rumah itu. Ada taman bunga tertata apik dengan beraneka bunga dan warna. Ada kebun buah dengan buah-buahan lezt yang bisa dipetik oleh penghuni rumah dan penduduk sekitarnya. Saya ingin menjadi orang sukses dan bahagia bersama dengan keluarga besar dan para tamu yang datang disana…”

Mendengar suara lantang si murid kecil itu, kontan seisi kelas tertawa bersamaan. “Dasar pemimpi…!” ejek murid yang lain. Mereka mencemooh cita-cita si murid kecil. Melihat kegaduhan itu, si guru jadi marah-marah. Ia menganggap, biang kerok kegaduhan itu adalah si murid kecil. Si guru menegurnya, “Yang kamu tulis itu bukan cita-cita, tapi itu impian yang tidak mungkin terjadi. Kamu harus tulis ulang tentang cita-citamu yang sebenarnya”, perintah sang guru.

“Guru, ini adalah cita-citaku yang sebenarnya. Ini bukan hanya mimpi, ini bisa menjadi kenyataan”, murid kecil bersikeras.
“Heh… kamu hidup di desa yang miskin, keluargamu juga keluarga miskin. Bagaimana kamu akan mewujudkan cita-cita seperti itu? Dasar pemimpi..! Buat karangan yang masuk akal saja!” teriak si guru mulai tidak sabar.
“Aku tidak mau cita-cita yang lain. Ini cita-citaku tidak ada yang lain…,” si murid kecil ngotot.

“Besok kamu harus bawa karangan yang baru. Jika tidak, kamu akan mendapatkan nilai jelek”, si guru mulai mengancam. Namun keesokan harinya, si murid kecil ke sekolah tanpa membawa karangan baru. Walau diancam dan dipermalukan seperti itu, dia tetap pada cita-citanya semula. Karena sikapnya yang keras kepala dan tidak mau mengikuti perintah guru, akhirnya ia mendapat nilai paling jelek di kelas.

Tanpa terasa waktu terus berjalan. 30 tahun kemudian, si guru masih tetap mengajar di SD itu. Suatu hari, ia mengajak murid-muridnya belajar sambil berwisata ke sebuah kebun buah di atas bukit yang sangat terkenal. Kebun buah itu berada diatas desa tetangga, tidak seberapa jauh dari desa tempat mereka tinggal. Sesampainya di kebun buah yang luas dan indah itu, si guru dan murid-muridnya berdecak kagum. Kebun buah itu ternyata dilengkapi dengan sebuah taman bunga yang luas, dikelilingi pepohonan yang rindang nan sejuk. Yang lebih mengagumkan, di dekatnya terdapat sebuah rumah besar bak istana. Tinggi menjulang, megah, dan sangat indah arsitekturnya.

“Orang yang membangun istana ini pastilah orang yang sangat hebat… Mengapa baru sekarang aku tau tahu ada tempat seindah ini…”, guman si guru terkagum-kagum. Tiba-tiba terdengar jawaban. “Bukan orang hebat yang membangun rumah ini… hanya seorang murid bandel yang berani bermimpi punya cita-cita yang besar. Pasti, yang lebih hebat adalah guru yang mendidik bocah bandel itu.. Mari masuk ke dalam rumah. Kita nikmati teh dan buah-buahan terbaik dari kebun ini..”, ujar si pemilik itu dengan ramah.

Mendengar ucapan itu, mendadak si guru terpana dan teringat siapa yang berdiri di depannya. Dia adalah si murid kecil yang keras kepala yang mendapatk nilai jelek waktu itu. Sekarang dia telah menjelma menjadi pengusaha yang sangat sukses. Matanya berkaca-kaca, merasa bersyukur sekaligus menahan malu karena 30 tahun yang lalu dirinya melecehkan cita-cita anak itu.

Pembaca yang budiman.
Bila kita mau menyadari dan meneliti dengan cermat, sebenarnya banyak prestasi spektakuler dari abad sebelum masehi sampai abad millenium ini. Semuanya lahir dan dimulai dari sebuah embrio, yaitu berani mimpi.

Karena impianlah sebuah pesawat terbang tercipta.
Karena impianlah kita bisa menikmati kecanggihan komputer.
Karena impianlah kita bisa berkomunikasi dengan telepon tanpa kabel.
Karena impian pula kehidupan bisa kita ubah menjadi lebih berkualitas.

Tentu, untuk merealisasikan setiap impian ini, kita membutuhkan kekuatan yang lain. Kekuatan itu harus ditumbuhkembangkan dari dalam diri kita sendiri, yaitu berani mencoba, berani berjuang, berani gagal, dan terakhir berani sukses.

Seringkali terjadi, penghambat kesuksesan seseorang bukan disebabkan oleh kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Tetapi lebih karena tidak adanya cita-cita yang diyakini dengan kuat dan diperjuangkan dengan sikap pantang menyerah!

Cemoohan atau kesangsian orang lain terhadap cita-cita yang tinggi sebenarnya juga selalu dihadapi oleh orang-orang besar di dunia ini. Tetapi orang-orang besar tidak pernah berhenti hanya karena ejekan atau kesangsian orang banyak atas impian besarnya. Karena, bagi orang-orang besar yang bermental kaya, ejekan dan cemoohan adalah vitamin gratis yang justru mereka perlukan sebagai cambuk dan pemacu untuk berusaha lebih keras lagi.

Sebab itu, jika ada orang yang mengejek dan mencemooh mimpi-mimpi kita, jangan pernah berkecil hati. Hanya satu jawabannya, kuatkan tekad dan semangat, lalu berjuang dengan sekuat tenaga, dan buktikan bahwa kita mampu dan berhak untuk mendapatkan yang terbaik bagi hidup kita.

Sumber: Andrie Wongso